This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Jumat, 24 Februari 2012

Kegiatan bermain

Setiap pagi sebelum pelajaran dimulai, anak - anak selalu bermain di halaman. misalnya bermain sepakbola, ayunan, mangkuk putar dll.

Melatih Anak Bermental Juara


Setiap anak memiliki impian dan cita-cita yang berbeda-beda seperti ingin menjadi dokter, insinyur, atau pemain sepak bola. Semua yang diimpikan anak akan terwujud dengan dukungan moril, materi, serta lingkungan disekitar, termasuk lingkungan keluarga. Tanpa dukungan tersebut, anak kemungkinan agak sulit untuk meraih prestasi dan cita-cita yang mereka inginkan.
Banyak orang yang berpikir bahwasanya pendidikan yang tinggi akan menentukan keberhasilan sseorang. Akan tetapi, hal tersebut ternyata tidak 100 % menjamin bahwasanya anak akan memiliki mental juara. Anak yang sangat pintar di sekolah dengan nilai yang tinggi dinyatakan sebagai juara yang sempurna.

Pada dasarnya, anak dikatakan menjadi juara saat anak berhasil melakukan suatu tugas. Banyak orang tua yang kurang menyadari makna sesungguhnya dari istilah sang juara. Sekarang adalah saatnya membentuk mental sang anak untuk menjadi mental juara. Orang tua diharapkan dapat membantu anak menang dalam setiap langkahnya dengan cara menghargai sekecil apapun prestasi yang dimiliki. Denagn demikian, anak akan belajar menghargai orang lain.

Dra.Puji lestari Prianto, M.Psi, dosen psikologi Pendidikan dari Fakultas Psikologi Universitas Indonesia menyebutkan bahwa membentuk mental juara berarti melatih anak untuk lebih tangguh menghadapi segala tantangan hidup dan menjadi anak yang mandiri tentunya.
Ada banyak manfaat yang bisa didapatkan dari pembentukan mental juara anak antara lain anak menjadi siap, tidak bergantung pada orang lain, percaya diri, tidak cepat putus asa, serta menjadi sosok pribadi yang terbiasa memecahkan masalah.

Cara cepat membantu anak membangun mental juara adalah dengan tidak selalu membantu anak dan tidak menganggap anak masih kecil. Selain itu, orang tua harus menanamkan motivasi dalam diri anak sehingga anak tidak harus selalu disuruh dan ditentukan lingkungannya.

Latih mental Juara Sejak Dini
Berdasarkan teori Erikson tentang psikososial anak, tahun-tahun pertama merupakan tahun pembentukan dasar kepribadian anak dan lingkungan sosial memiliki pengaruh yang amat besar.
Trust dan mistrust akan menyertai awal kehidupan anak. Trust menunjukkan adanya perasaan nyaman secara fisik dan sedikit rasa takut. Jika anak tidak merasa nyaman dengan lingkungannya, maka mistrust akan muncul. Untuk itu, utamakan kenyamanan dan kebahagiaan anak dengan cara yang menyenangkan. Jangan sampai anak merasa terpaksa melakukan sesuatu.
Selanjutnya, pada usia 1-3 tahun, akan muncul rasa autonomi dan shame and doubt. Pada masa ini, anak mulai mengembangkan tingkah lakunya. Ketika anak mencoba sesuatu, autonomy akan muncul, sebaliknya jika nak banyak dilarang, maka akan menjadi pemalu.

Sementara itu, anak usia 3-5 tahun, anak memiliki initiative dan guilt. Masa ini muncul diusia pra-sekolah dimana anak mulai aktif dan beradaptasi dengan lingkungan. Berkembangnya rasa tanggung jawab akan menanamkan rasa inisiatif pada anak. Pengalaman yang didapatkan dari lingkungan sekitarnya sehari-hari akan menjadikan anak mandiri, penuh inisiatif, dan percaya pada dunia. Ini lah sebenarnya yang dibutuhkan pada mental juara sang anak.

KEMAJUAN DAN KEMUNDURAN ISLAM

FAKTOR-FAKTOR KEMAJUAN ISLAM
Semua capaian-capain diatas secara tidak langsung menjadi faktor awal berkembangannya Ilmu pengetahuan dan Filsafat. Adapun faktor-faktor Yang Mendorong Kebangkitan Filsafat Dan Sains yang lain adalah :
1. Terjadinya asimilasi antara bangsa Arab dengan bangsa-bangsa lain yang lebih dahulu mengalami perkembangan dalam ilmu pengetahuan.
Berkat keberhasilan penyebaran Islam keberbagai wilayah yang baru, Islam bertemu dengan berbagai kebudayaan baru yang memiliki khazanah pengetahuan yang baru pula dan ini bertemu dengan semangat Umat Islam yang terdorong ajaran agamanya untuk mencari dan mengembangkan ilmu pengetahuan dari manapun.
2. Pluralistik dalam pemerintahan dan politik
Untuk mengokohkan dinastinya, al-Mansur mengambil strategi yang berbeda dengan Dinasti Umayyah. Dinasti Abbasiyah sangat berbeda Dinasti Umayyah yang sangat bercorak ke Araban. Beberapa hal yang dilakukan oleh al-Mansur antara lain dengan memasukkan orang-orang Persia dalam struktur pemerintahan, seperti menerapkan sistem administrasi pemerintahan Persia dan mengangkat Khalid bin Barmak sebagai wazir-yang kemudian menjadi salah satu tokoh dalam perkembangan ilmu pengetahuan di Bani Abbas-, menjadi guru bagi Harun al-Rasyid bahkan dia mengawini perempuan Persia dan memiliki keturunan khalifah yang mempunyai perhatian terhadap ilmu pengetahuan. Konsep konsep pemerintahan ala Persia juga diadopsi beberapa khalifah Abbasiyah dengan cara melakukan kawin silang dengan wanita – wanita Persia (shi’i). Perkawinan ini melahirkan khalifah baru, salah satunya adalah al-Makmun. Pada masa ini pula tata pemerintahan Islam tak lagi menjadi monopoli orang arab. Dinasti abbasiyah membuka ruang yang luas bagi orang di luar Arab, yang ahli di bidangnya, duduk di pemerintahan. Ini terbukti dengan masuknya orang – orang Turki dan Persia.
3. Stabilitas Pertumbuhan Ekonomi dan Politik
Harun al-Rasyid memanfaatkan kemajuan perekonomian untuk pembangunan di sektor Sosial dan Pendidikan. Seperti pengadaan sarana belajar bagi masyarakat umum. Penyediaan infrastruktur yang dilakukan oleh Harun al-Rasyid pada akhirnya dilanjutkan oleh al-Ma’mun, khususnya dalam bidang pengembangan pendidikan, ilmu pengetahuan, kehidupan intelektual serta kebudayaan.
4. Gerakan Penterjemahan
Gerakan ini berlangsung dalam 3 (tiga) fase. Fase pertama, pada masa al-Mansur hingga Harun al-Rasyid. Pada fase ini yang banyak diterjemahkan adalah karya-karya bidang astronomi dan manthiq. Fase kedua berlangsung mulai masa al-Ma’mun hingga tahun 300 H. Buku-buku yang banyak diterjemahkan adalah dalam bidang filsafat dan kedokteran. Fase ketiga, setelah tahun 300 H, terutama setelah adanya pembuatan kertas. Karya-karya yang diterjemahkan mulai meluas dalam semua bidang keilmuan.

Tujuh Prinsip Praktik Pembelajaran yang Baik

Dalam sebuah tulisannya, Arthur W. Chickering dan Zelda F. Gamson mengetengahkan tentang 7 (tujuh) prinsip praktik pembelajaran yang baik yang dapat dijadikan sebagai panduan dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran, baik  bagi guru, siswa, kepala sekolah, pemerintah, maupun pihak lainnya yang terkait dengan pendidikan.
Di bawah ini disajikan esensi dari ketujuh prinsip tersebut dan untuk memudahkan Anda mengingatnya, saya buatkan  “jembatan keledai”  dengan sebutan CRAFT HiT